Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sungai Klawing surga batu akik di Purbalingga

Seorang petani sedang mencari batu di Sungai Klawing.
Langit di Purbalingga terasa teduh. Matahari mulai mendekati ufuk barat. Beberapa warga di Desa Bancar Purbalingga mulai merapat ke Sungai Klawing, Senin (8/6). Mereka membawa sebatang pipa berdimensi sekitar 10 cm. Panjangnya 1 meteran.

Arus sungai tak begitu deras. Sesampainya di tepian sungai, mereka lantas menceburkan diri ke dalam air. Pelan-pelan mereka mengamati bebatuan di dasar sungai. Pipa yang mereka bawa itu untuk membantu mencari batu-batu akik yang menyelip di antara bebatuan Sungai Klawing.


Pada bagian ujung pipa, ada mika yang menutupi lobang. Dengan begitu, mereka yang acap kali disapa para petani batu akik itu bisa meneropong bebatuan di dasar sungai. Begitu ada batu yang terlihat menarik, langsung dipungutnya dan dimasukkan ke dalam tas.

Sungai Klawing yang berada di wilayah Purbalingga merupakan surga bagi kerajinan batu akik di Purbalingga. Sungai yang melintasi wilayah utara Purbalingga hingga selatan dan bermuara di Sungai Serayu tersebut menghasilkan Batu Klawing sebagai bahan dasar kerajinan batu akik. Di sepanjang sungai, berbagai macam batuan semi mulia dengan motif dan warna yang unik bisa ditemukan.

Ipong (40) satu di antara petani itu menjelaskan, batu Klawing yang dipungutnya dari Sungai Klawing adalah yang memiliki ciri khusus. Dia memaparkan, biasanya yang berwarna hijau dan bercampur warna merah. Dia menyebut batu tersebut dengan istilah Nagasui.

"Nagasui adalah batu Klawing andalan di Purbalingga, " ujar warga Bancar RT 2/6 Kecamatan Purbalingga.

Selain batu Nagasui, lanjut dia, ada juga beberapa batu Klawing lainnya, seperti panca warna, badar lumut dan motif telor kodok.

Para petani biasanya menambang Batu Klawing tersebut saat cuaca tidak sedang memanas. Mereka memilih pagi atau sore hari untuk menceburkan diri menambang Batu Akik.

Batu-batu Klawing yang dikumpulkan para petani selanjutnya dijual kepada para pengrajin batu akik. Ipong mengatakan, di Purbalingga tidak susah menemukan pembeli batunya untuk bahan kerajinan batu akik. "Di sini banyak yang mau. Yang beli pengrajinnya langsung," katanya.

Batu Klawing temuan Ipong biasa dibanderol Rp 50 ribu. Pernah juga dia menjual seharga Rp 350 ribu untuk batu nagasui panca warna. Menurut dia, tal bisa dipastikan berapa pendapatannya dalam menambang Batu Klawing. Yang jelas, pekerjaan itu dilakukannya di sela-sela kesibukannya sebagai seorang tukang becak.

Tomari (35) yang juga petani Batu Klawing menambahkan, untuk memeroleh batu panca warna dan nagasui di Sungai Klawing menurutnya cukup susah. Sehingga harganya cukup mahal. Untuk batu berukuran kepalan tangan bisa dia jual mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu. (Abdul Arif)

Post a Comment for "Sungai Klawing surga batu akik di Purbalingga"