Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jatuh Cinta itu Menyiksa

Judul buku: Jatuh Cinta Diam-diam
Penulis : Dwitasari
Penerbit : PlotPoint Publishing
Tahun : 2014
Tebal : VIII + 218
ISBN : 978-602-9481-55-6

Lelaki yang menyukai lagu-lagu Didi Kempot itu, entah siapa namanya, adalah seorang penjual mie ayam. Di warungnya yang tidak terlalu besar, dia selalu menantikan  kehadiran seorang gadis yang selalu memborong dagangannya. Kadang gadis itu datang menjelang warung ditutup, sehingga cukup merepotkan. Tetapi cukup mengesankan si empunya warung.

Penjual mie ayam ini cukup mengagumi paras gadis manis ini. Belakangan dia baru tahu jika mie ayam yang selalu diborongnya itu ternyata untuk dibagikan kepada anak jalanan. Dia pun mulai tertarik kepada gadis itu.
Saking sering mengunjungi warung, gadis itu pun kini mulai dekat dengan penjual mie tersebut. Keduanya pun sering terlibat dalam percakapan.


Namun, tiba-tiba gadis itu tak mengunjungi warung itu. Penjual mie pun mulai merindukan gadis manis yang selalu memborong mie ayamnya itu. Dia selalu terkenang saat lagu Didi Kempot berjudul "Ono Opo Awakmu" diputar di warungnya.

Sekian lama, lelaki ini tak bisa melupakan paras gadis tersebut hingga pada suatu malam seseorang menggedor-gedor pintu warungnya yang barusaja ditutup. Ternyata, yang datang bukanlah orang yang asih di matanya. Dialah gadis yang selama ini selalu mengusik hatinya.

Gadis itu bercucuran air mata. Dia datang ke pelukan penjual mie itu. Gadis ini pun mulai bercerita tentang pacarnya. Dia baru saja bertengkar. Penjual mie ayam itu hanya bisa mendengarkan cerita-cerita gadis itu.

Lelaki ini hanya membisu. Gadis yang sedang dirangkulnya itu tidak tahu, betapa penjual mie ayam ini menyimpan perasaan cinta kepadanya. Tetapi entahlah, lelaki itu tak bisa berkata apa-apa. Dia sudah cukup senang bisa meminjamkan pundaknya sebagai tempat bersandar.

Di lain waktu, gadis itu datang lagi dengan seorang lelaki. Dengan senyum yang manis dia mengenalkan lelaki itu kepada si penjual mie ayam. Penjual mie ayam itu tak bisa menahan betapa perih perasaannya saat itu. Dia hanya mencoba menunjukkan senyum terbaik yang bisa dia lakukan. Aih, selama ini dia hanya bisa mencintai gadis itu, tetapi hanya bisa menyimpannya diam-diam.

Pada cerita yang lain, seorang gadis, lagi-lagi entah siapa namanya, jatuh cinta kepada seseorang. Dia bahkan tak pernah berjumpa dengan lelaki yang membuatnya gelisah itu. Perasaanya itu muncul berawal dari pertemanannya di dunia maya.

Mulanya, dia hanya saling berkomentar di wall jejaring sosial. Lambat laun sering chatingan dan berlanjut melalui percakapan telepon. Aih, dia jatuh cinta kepada lelaki yang suaranya selalu menemani gadis itu menjelang tidurnya.

Namun, suatu saat gadis ini harus kecewa lantaran lelaki itu sudah memiliki kekasih. Betapa gadis ini ingin menangis, tetapi dia memang harus tahu diri.

Mencintai seseorang lalu mengungkapkannya kepada orang yang dicintai itu sudah biasa. Tetapi menyimpan rasa cinta itu diam-diam adalah hal yang cukup menyakitkan. Melalui novel "Jatuh Cinta Diam-diam", Dwitasari menunjukkan berbagai cara orang jatuh cinta. Tokoh-tokoh yang diangkat kebanyakan memilih diam, memperhatikan dari jauh orang yang dikasihinya itu.

Novel ini terdiri dari 14 kisah. Pembaca tentu akan bingung, sebab antara satu kisah dengan kisah lainnya tidak menyambung. Jika boleh dikatakan, novel ini hanya sekumpulan cerita dengan tokoh dan setting berbeda, tetapi mengisahkan satu hal, yaitu perasaan cinta yang tak dapat diungkapkan.

Tokoh-tokoh kisah yang ditulis Dwitasari dalam novel ini tak memiliki nama. Meski ada, hanya beberapa itu pun nama orang ketiga dalam. Namun, justru dengan cara seperti itu Dwitasari mampu menggiring pembaca menikmati cerita melalui karakter-karakter yang kuat.

Novel ini setidaknya membuka mata pembaca, terutama bagi kawula muda agar tak berpikiran sempit jika suatu saat nanti jatuh cinta tetapi tidak tersampaikan. Novel ini asyik dibaca. Apalagi saat momentum berbagi kasih sayang seperti saat ini. (Abdul Arif)

Post a Comment for "Jatuh Cinta itu Menyiksa"