Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengintip Pembuatan Beduk di Banyumas

Tulisan ini pernah dimuat di Koran Tribun Jateng
Proses pembuatan beduk
Suara mesin serut terdengar dari sebuah gedung berukuran sekitar 4x6 meter di Desa Keniten RT 4/1, Kedungbanteng Banyumas, Kamis (18/6/2015). Bunyinya nyaring terdengar hingga ratusan meter.
Adalah Tabsyir (37) yang mengoperasikan mesin itu. Satu persatu batangan kayu dengan panjang 1 meteran yang ada di tangannya itu dihaluskan permukaannya. Setelah halus, kayu itu disusun menjadi sebuah tabung. Kayu direkatkan dengan lem dan paku mengelilingi sebuah kayu berbentuk lingkaran.

"Tabung ini untuk membuat beduk. Diameternya berukuran 50 cm," kata lelaki yang bekerja di tempat kerajinan genjring dan bedug Nurul Ikhsan Cheirudin itu.


Tabsyir mengatakan sudah lima tahunan ini dia bekerja sebagai pembuat bedug. Menurut dia, untuk menyusun kayu-kayu itu menjadi sebuah tabung cukup dilakukan sendirian. Pembuatan tabung bedug berukuran sedang itu biasanya rampung dalam sehari.

Selanjutnya, tabung itu akan melewati sejumlah tahapan mulai dari melapisi permukaan dengan dempul, pemasangan kulit hingga pengecatan.

Pekerja lainnya Ghufron (33) juga terlihat sibuk. Dia tengah memotong kayu untuk membuat silang tempat dudukan beduk.
Istri Muhammad Yusuf, Umi Kholifah turut membantu usaha kerajinan beduk
Pemilik usaha kerajinan genjring dan beduk Nurul Ikhsan Cheirudin, Muhammad Yusuf (37) mengatakan, saat Ramadan tiba, pesanan pembuatan bedug di tempatnya meningkat. Dia menyebutkan peningkatannya mencapai dua kali lipat daripada biasanya. Biasanya dalam sebulan dia bisa memproduksi sekitar lima beduk dengan berbagai jenis ukuran.

Dia mengatakan pesanan datang dari berbagai daerah. Baik dari sekitar Banyumas maupun luar pulau. Dia menyebutkan, pernah mendapat pesanan dari Kepulauan Riau.

Lama pembuatan beduk bervariasi tergantung ukuran. Menurut Yusuf, Kayu proses pasang kulit, untuk beduk berukuran kecil yaitu ukuran diameter 40-50 cm biasanya rampung dikerjakan dalam seminggu. Sedangkan untuk ukuran besar dengan diameter 1 meter lebih bisa memakan waktu sebulan, bahkan lebih.

Di tempat Yusuf, beduk yang diproduksi mulai dari ukuran diameter 40 cm sampai 1 meter lebih. Harganya juga tergantung ukuran. Yaitu di kisaran Rp 1,5 juta sampai Rp 30 jutaan. "Kami juga menerima perbaikan atau servis. Biaya servis paling kecil Rp 900 ribu. Biasanya ganti kulit dan pengecatan ulang," katanya.
Bahan kayu yang dipakai Yusuf untuk membuat beduk adalah kayu trembesi yang didatangkan dari daerah Sampang, pinggiran hutan. Menurutnya kayu jenis itu sudah terbukti awet.

Sementara untuk kulit yang dipakai adalah kulit sapi. Kulit sapi tersebut didatangkan dari lokal. Satu lembar kulit sapi masih basah dengan berat 35 kg biasanya dibelinya dengan harga Rp 1 juta. Kulit tersebut bisa dipakai untuk dua beduk berukuran sedang dan kecil.

Yusuf menceritakan, usaha kerajinan beduk tersebut ditekuninya sejak tahun 1993. Dia bersama istrinya, Umi Kholifah (37) hanya melanjutkan usaha sang mertua. "Dulu hanya ikutan dulu sama mertua. Lalu melanjutkannya sampai sekarang," katanya.

Di awal usahanya, Yusuf hanya dibantu oleh dia orang. Namun sekarang sudah ada sebanyak enam warga setempat yang ikut bekerja di tempatnya.

Menurut Yusuf, biasanya pemesan datang langsung ke rumahnya. Pemesan beduk rata-rata adalah pengelola masjid, musala maupun pondok. Yusuf tak pernah mematok uang DP yang harus dibayarkan. Setiap kali ada pesanan, berapapun uang muka yang diterima akan dia kerjakan.

Beduk siap dikirim kepada pemesan
Selama sekian tahun itu, ada masa yang membuat Yusuf terkesan. Dia pernah menerima pesanan dari sebuah pondok Jawa Timur. Peranannya dua buah beduk berukuran besar, yaitu diameter 1,5 meter. "Minatnya cepat, jadi kami buru karena mau dipakai acara peresmian masjid. Kami kerjakan selama dua bulan," katanya.

Yusuf lupa menyebutkan kapan saat itu. Namun seingat dia, pengambilan pesanan dilakukan memakai kontin. Warga setempat banyak yang nonton saat itu.

Di Desa Keniten hanya ada dua orang pengrajin beduk. Di tempat yang tak jauh dari rumah Yusuf ada juga tempat pembuatan beduk milik Taufik Amin. Taufik tak lain adalah kakak Yusuf yang sebelumnya membangun usaha bersama. (Abdul Arif)

2 comments for "Mengintip Pembuatan Beduk di Banyumas"

  1. infonya sangat bermanfaat sekali mbak/mas, makasih yach!! beritanya bagus banget dan sangat menarik untuk di baca hari ini. Ijin share juga ya, terimakasih.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas informasinya :) semoga sukses slalu .. Ditunggu informasi menarik selanjutnya :) senang berkunjung ke website anda, terimakasih. sekali lagi thanks.

    ReplyDelete