Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Profil SMA Kesatrian 2 Semarang

SMA Kesatrian 2 Sekolah Bilingual Berbasis IT

SMA Kesatrian 2 Semarang merupakan sekolah bilingual berbasis teknologi informasi. Siswa yang belajar di sekolah tersebut dituntut untuk menguasai IT. Pasalnya, pembelajaran di sekolah dilakukan memanfaatkan IT. Hal itu disampaikan oleh kepala SMA Kesatrian 2 Semarang, Supriyono PH, melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Maryusis.

Menurut Maryusis, sistem pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 yang bakal dilaksanakan serentak tahun ini ditekankan pada pembelajaran saintifik. Untuk itu, pihaknya mengupayakan fasilitas pembelajaran yang lengkap. "Kelasnya sudah ber-AC. Tersedia komputer jaringan, CCTV dan projector. Semuanya untuk mendukung pembelajaran berbasis IT," katanya saat ditemui Tribun Jateng di kantornya, Jl Gajah Raya No 58 Semarang, Selasa (24/6).


Tak hanya itu, siswa juga dituntut agar fasih berbahasa Inggris dan bisa membaca Alquran bagi yang muslim. Maryusis mengatakan, sejak awal siswa masuk, pihaknya sudah mengecek kemampuan siswa membaca Alquran. Begitu juga kemampuan berbahasa Inggris siswa. "Jadi kami sudah tahu kemampuannya sampai di mana," kata dia.

Dia mengatakan, untuk siswa kelas X ada program matrikulasi bahasa Inggris. Program tersebut merupakan program massal yang wajib diikuti oleh semua siswa. Pihak sekolah telah bekerjasama dengan kampung Inggris di Pare, Kediri untuk melaksanakan program tersebut.

Selanjutnya, berdasarkan hasil matrikulasi, akan diambil siswa dengan nilai yang tinggi untuk mengikuti camp Bahasa Inggris. "Camp ini mirip dengan pesantren kilat. Melalui camp, siswa belajar Bahasa Inggris mulai dari masalah table manner dan sebagainya. Biasanya kami laksanakan pada tengah semester memanfaatkan liburan," katanya.

Menurut Maryusis, biasanya camp dilakukan di luar lingkungan sekolah agar mengasyikkan. Selama Camp beberapa hari, mereka wajib berbahasa Inggris dalam percakapan. Dia mengatakan, siswa yang sudah mengikuti english camp biasanya menggunakan bahasa Inggris di sekolah. "Mereka berani berbahasa Inggris dengan guru. Ini supaya menarik teman-teman lainnya yang tak mengikuti camp," kata dia.

Maryusis mengatakan, program Bahasa Inggris di sekolahnya memang dilakukan secara intensif. Hal itu agar siswa terbiasa. Untuk siswa kelas X ada program matrikulasi. Kelas XI ada english camp dan kelas XII penguatan TOEFL.

"Bahasa Inggris itu mudah. Hanya pembiasaan saja yang masih kurang, sehingga menjadikan sulit," ujarnya.
Selain kematangan menguasai IT dan Bahasa Inggris, sekolah juga menanamkan karakter disiplin, tanggung jawab dan kejujuran kepada siswa. Di seluruh ruangan sudah dipasang CCTV untuk mempermudah pengawasan dan pembinaan siswa. Kedisiplinan siswa juga akan dicek, mulai dari jam berangkat, apakah tepat waktu atau tidak, termasuk juga pemenuhan tugas. "Anak-anak juga kami ajak untuk mengampanyekan ucapan salam dan terima kasih kepada guru," katanya.

Dari segi akademik, prestasi siswa-siswi SMA Kesatrian 2 juga cukup memuaskan. Maryusis memaparkan, selama bertahun-tahun siswanya selalu lulus 100 persen. Perolehan nilai untuk tahun ini juga meningkat meski tak begitu tinggi. Dia menyebutkan, hasil ujian nasional (Unas) tahun ini rata-rata nilai mapel yang diperoleh adalah 8,05. Rata-rata tersebut lebih tinggi ketimbang tahun lalu, yaitu 7,96.

Belajar Bahasa Indonesia melalui Pentas Drama

DALAM rangka implementasi kurikulum 2013, guru Bahasa Indonesia di SMA Kesatrian 2 Semarang merancang pembelajaran yang menyenangkan. Satu di antara guru Bahasa Indonesia, Mai Yusro mengatakan, pihaknya menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pementasan drama. Hal itu dilakukan agar para siswa merasa senang mempraktikkan Bahasa Indonesia secara benar.

"Ini sekaligus mengasah potensi mereka di bidang seni drama," kata Yusro, Selasa (24/6).

Dia mengatakan, penugasan yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan kelas. Dia menyebutkan, untuk siswa kelas X berupa pementasan musikalisasi puisi. Sedangkann siswa kelas XI mementaskan drama. Dia berharap, pembelajaran Bahasa Indonesia tak sekadar teori. Siswa juga bisa berekspresi dalam seni.

Dia mengatakan, pembelajaran model pementasan drama sudah diterapkan dua tahun ini. Menurut dia, dalam isi Kompetensi Dasar mapel Bahasa Indonesia memang menyebutkan drama. Namun dia tak ingin pembelajaran berlangsung di dalam kelas saja. "Ada kesan membosankan. Makanya kami membuat proyek pementasan drama di akhir semester," katanya.

Menurut dia, pentas biasa dilakukan pada emester genap sebagai tugas akhir. Satu kelas akan mengelola sat pementasan. Siswa bisa berbagi job sesuai minatnya. Misalnya, ada yang bertugas sebagai pemeran, seksi perlengkapan, properti dan sutradara.

"Kami sediakan panggung pentas di aula sekolah," kata Yusro.

Dalam praktiknya, Yusro bersama guru Bahasa Indonesia lainnya, Sunarno dan M Teguh Satriyo menggarap pembelajaran ini secara serius. Setiap kelas pun mementaskan sesuai selera. "Ada yang membuat naskah sendiri. Ada yang menyadur, ada juga yang mengadaptasi naskah. Disesuaikan dengan karakter mereka," ungkapnya.

Menurut Yusro, pembelajaran tersebut ternyata memberikan kesan menyenangkan bagi para siswa. Terbukti, banyak siswa yang menginginkan bisa tampil atau terlibat kembali dalam pementasan.

Ekskul sebagai Ajang Pembibitan Juara

Wakil Kepala SMA Kesatrian 2 Semarang, Maryusis mengatakan, pembinaan non akademik siswa terus dipacu melalui berbagai kegiatan ektrakurikuler. Menurutnya, pihaknya bahkan menghadirkan pelatih khusus untuk mendukung kegiatan. "Daya dukung sekolah dan orang tua cukup tinggi. Tugas sekolah memfasilitasi siswa. Sedangkan pelatih mematangkan materinya. Ekskul di sini cukup berat karena betul-betul dibina," katanya, Selasa (24/6).

Dia menyebutkan, ada ekskul yang konsen pada pengembangan prestasi dan ada ekskul hanya sekadar menyalurkan hobi siswa. Dia menyebutkan, ekskul yang menjadi unggulan di antaranya adalah dance.
Sementara itu, pembina OSIS, Mai Yusro menyampaikan, baru-baru ini tim dance SMA Kesatrian 2 Semarang berhasil memboyong trofi juara II tingkat provinsi. Dia menyebutkan, setiap tahun pihaknya memang mengirimkan kontingen untuk berkompetisi pada ajang DBL. Pada ajang tersebut, selain kompetisi bola basket ada juga kompetisi dance.

"Setiap setahun sekali, anak-anak pasti mempersiapkan khusus untuk lomba dance. Konsepnya selalu bergantian. Untuk tahun ini menonjolkan tradisi daerah," katanya. Dia mengatakan, tim dibina secara intensif melalui kegiatan ekskul.

Menurut dia, tim futsal juga menunjukkan progres positif. Terakhir, tim futsal SMA Kesatrian 2 Semarang menang lomba futsal juara II tingkat Kota Semarang.

Untuk meningkatkan produktifitas prestasi siswa baik akademik maupun non akademik, mulai tahun ini Yusro akan mengajak siswa membuat karya.

"Saat masa orientasi siswa (MOS) nanti, siswa tak sekadar berkenalan. Kami ingin mereka menghasilkan karya seni maupun ilmiah. "Kami mencoba mendeteksi potensi siswa sejak awal, yaitu saat MOS," katanya.
Adapun, hasil karya siswa baru akan dikumpulkan untuk dipamerkan. "Siapa tahu ada siswa yang berpotensi. Akan kami rekrut dan kami bimbing dalam penelitian," kata dia.

Masuk Lewat Jalur Minat Bisa Langsung Diterima

Wakil Kepala SMA Kesatrian 2 Semarang, Maryusis menyampaikan, sistem penerimaan siswa baru (PSB) di sekolahnya ada dua jalur, yaitu jalur minat dan umum. Dia mengatakan, calon siswa yang mendaftar melalui jalur minat bisa langsung diterima. Namun, untuk jalur umum harus mengikuti seleksi.

"Syaratnya, nem boleh di bawah 22. Tetapi tidak mendaftar di sekolah negeri," katanya, Selasa (24/6).
Calon siswa yang mendaftar melalui jalur minat hanya mengikuti wawancara. Dalam wawancara tersebut, calon siswa akan ditanya soal minat dan kesungguhan sekolah di SMA tersebut.

Begitu juga calon siswa yang memiliki prestasi non akademik. Menurut Maryusis, siswa berprestasi akan memeroleh perlakuan khusus. Hanya saja, dia mensyaratkan prestasi yang dimiliki bersifat individual di tingkat provinsi maupun nasional. "Mereka juga langsung diterima. Kami menghargai prestasi yang dimiliki siswa," katanya.

Dia mengatakan, untuk PSB tahun ini, pihaknya akan menerima sebanyak 288 siswa baru untuk delapan kelas. Menurutnya, sampai saat ini yang sudah mendaftarkan diri sebanyak 180 calon siswa. "Kami sudah membuka sejak pengumuman hasi Unas SMP , 14 Juni lalu. Jika kuotanya terpenuhi akan kami tutup," ujarnya.

Dia mengatakan, untuk seleksi jalur umum, nem yang dipatok minimal 22,00. Calon siswa juga harus berkelakuan baik. Sekolah tak menerima calon siswa bertato dan bertindik.

Adapun pendaftaran bisa dilakukan secara online melalui website resmi sekolah: www.smakesatrian2.org. Calon siswa juga bisa datang langsung ke sekolah di Jl Gajah Raya No 58 Semarang.

"Kami juga menyediakan beasiswa untuk siswa baru. Ada tiga macam, yaitu beasiswa prestasi dari yayasan, beasiswa dari Pemkot dan beasiswa dari Kemdikbud," katanya.

Maryusis mengungkapkan, pihaknya juga menggalang dana Jumat amal untuk membantu siswa yang tak mampu untuk membayar SPP. "Dana ini dari siswa ke siswa. Sudah kami terapkan sejak lama. Ini sangat bermanfaat. Bisa juga untuk menengok teman yang sakit. (Pernah dimuat di Tribun Jateng)





































Post a Comment for "Profil SMA Kesatrian 2 Semarang"