Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Profil SMA Kesatrian 1 Semarang

Kualitas pembelajaran di SMA Kesatrian 1 Semarang sudah tak diragukan lagi. SMA yang beralamat di Jl Pamularsih 116 Semarang itu adalah sekolah piloting kurikulum 2013. Di Kota Semarang, untuk jenjang SMA hanya ada 12 SMA negeri maupun swasta yang didapuk pemerintah pusat sebagai piloting.

Kepala SMA Kesatrian 1, Toto mengatakan, pihaknya sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X pada tahun lalu. Menurut dia, setelah setahun berjalan hasilnya cukup memuaskan. Setelah ada monitoring dari Dinas Pendidikan Provinsi Jateng dan Direktorat Pembinaan SMA, SMA Karanturi 1 masih memeroleh kepercayaan sebagai sekolah cluster.

Toto mengatakan, hanya lima SMA negeri maupun swasta yang ditunjuk sebagai cluster pelaksana kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah lain di Kota Semarang. Penunjukan tersebut dilakukan langsung oleh Direktorat Pembinaan SMA. "Kami satu-satunya sekolah swasta di Kota Semarang yang terpilih," kata Toto, Selasa (1/7).


Dia mengatakan, sekolah cluster bertugas mendampingi sekolah lain yang baru menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru 2014/2014. Menurut dia, anggota cluster yang tergabung tak hanya sekolah swasta saja, melainkan juga sekolah negeri. "Guru-guru kami yang sudah memiliki pengalaman kurikulum 2013 akan mendampingi 16 sekolah saat melaksanakan kurikulum 2013 nanti," katanya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Tri Tjandra Mucharam mengatakan, sejak dipercaya menjadi piloting Kurikulum 2013, semua potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada dan sarana prasarana pendidikan yang ada dipersiapkan untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

Menurut Tjandra, sebagai eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), SMA yang dikelolanya itu cukup diuntungkan. Pasalnya, sekolah memiliki potensi dasar berupa sarana prasarana yang lengkap, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Personil guru juga sebagian besar lulusan pendidikan S2. Hal itu berimplikasi terhadap kesiapan SMA kesatrian 1 Semarang.

Sementara itu, Toto menambahkan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya didukung oleh fasilitas yang cukup lengkap. Menurut dia, untuk belajar siswa ruangan kelas dilengkapi AC supaya nyaman. Di setiap kelas juga ada LCD multimedia untuk mempermudah pembelajaran. "Di semua titik sudah terkoneksi internet selama 24 jam," katanya.

Tak hanya itu, untuk menunjang kegiatan praktikum siswa, sekolah juga menyediakan laboratorium yang lengkap dan berkualitas. Di antaranya lab bahasa dengan konsep cyber lab. Dia mengatakan, di Kota Semarang baru beberapa sekolah yang memiliki fasilitas tersebut. Melalui cyber las, pembelajaran bahasa siswa bisa lebih interaktif. "Kami sudah pakai sejak lima tahun lalu," ungkap Toto.

Selain itu, ada juga lab untuk Fisika, Kimia dan Biologi dan dua lab komputer. "Kami juga mengembangkan perpustakaan digital. Siswa cukup melihat katalog di komputer saat meminjam buku. Meminjamnya juga pakai kartu digital," katanya.

Menurut Toto, kualitas KBM terletak pada penerapan kurikulum di sekolah. Dari segi akademik, lanjutnya, berdasarkan hasil ujian nasional (Unas), siswa SMA Kesatrian 1 selalu lulus 100 persen. Kelulusan tersebut sudah tahun ketujuh. "Lulusan terbaik kami juga diterima di kedokteran UGM dan di Unsri. Rata-ratanya 9. Ini sebagai tolok ukur bahwa lulusan kami memang terbaik," katanya.

AJAK SISWA BERKARYA

Toto mengatakan, pembelajaran di sekolahnya sudah menerapkan pendekatan saintifik sebagaimana instruksi kurikulum 2013. Menurutnya, masing-masing mapel memiliki kekhasan tersendiri. Dia mengatakan, pendekatan saintifik minimal menggunakan tiga model pembelajaran, yaitu project based learning, problem based learning dan dicovery learning.

"Bisa jadi mengembangkan lainnya. Minimalnnya tiga itu. Itu sudah kami laksanakan di sekolah," katanya.
Tak hanya sampai di situ, dalam pembelajaran saintifik, siswa tak hanya diajak memahami materi. Lebih dari itu, siswa juga dituntut berkreasi sesuai dengan kemampuannya. Toto mencontohkan, misalnya untuk mapel kimia, sekolah menggelar lomba membuat hasil home industri.

"Produknya bisa berupa makanan sehat, atau zat keperluan lain. Misalnya membuat kompos tapi bahannya dari zat tertentu. Bisa juga dari botani, misalnya membudidayakan Jeruk pakai stek dan sebagainya," katanya.

Dia mengetakan, satu di antara hasil pembelajaran itu berupa budidaya buah jeruk pernah meraih juara tiga tingkat naisonal di IPB. "Itu salah satu saintifik yang nyata," katanya.

Untuk mapel lainnya, seperti Bahasa Indonesia, siswa juga dituntut bisa menulis karya ilmiah dengan baik.
Toto mengatakan, untuk mengembangkan pembelajaran di sekolahnya itu, pihaknya menggandeng Dinas Kesehatan sebagai evaluator food health dan dosen perguruan tinggi lainnya. "Karya yang terbaik akan diberi reward uang pembinaan," katanya.

Ke depan, lanjut Toto, pihaknya akan mengembangkan pembelajaran itu. Lomba yang selama ini berlangsung intern di sekolah akan digelar terbuka untuk sekolah lain.

20 EKSKUL WADAHI MINAT BAKAT SISWA

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMA Kesatrian 1 Semarang, Pardi menyampaikan, untuk mewadahi minat dan bakat siswa di bidang non akademik, pihaknya menyediakan sebanyak 20 macam kegiatan ekstrakurikuler. Semuanya yaitu, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pramuka, Paskibra, Rebana, BTQ, Seni Baca Alquran, Voli, Robotika, Karate, Tari Tradisional, Drama, Cheerleader, Marching Band, Sepak Bola, Modern Dance, Futsal, Bola Basket, Desain Grafis, Musik dan Fotografi.

Pardi mengungkapkan, dari sejumlah itu yang paling menonjol di antaranya adalah KIR.
Menurut Pardi, pihaknya sengaja menyediakan cabang ekskul yang cukup banyak untuk mengakomodir minat siswa yang beragam. Menurut dia, kecerdasan dalam diri anak berbeda-beda. "Dalam diri siswa ada potensi berbeda dan unik. Maka tak bisa dipaksakan mengikuti satu ekskul. Mereka memiliki keinginan sendiri," katanya.

Menurut dia, dengan memberikan sekian banyak eskkul di sekolaj, para siswa bisa mengembangkan diri sesuai minatnya.

Menurut Pardi, pelaksanaan ekskul di SMA Kesatrian 1 Semarang tak memungut biaya sepeser pun dari siswa. Pihak sekolah bahkan membiayai penuh berbagai macam kegiatan kesiswaan. "Jika memeroleh juara lomba, kami juga memberikan reward dalam bentuk uang pembinaan," katanya.

Pardi mengatakan, sejak awal, siswa telah dikenalkan berbagai macam ekskul yang ada di sekolah. Pengenalan biasanya dilakukan saat kegiatan masa orientasi siswa (MOS).

Adapun, untuk menjaring bibit-bibit berprestasi, pihaknya menggelar ajang "Kes One Got Talent". Melalui kegiatan tersebut, siswa baru bisa unjuk kebolehan sesuai bakatnya. "Melalui ini sejak awal kami sudah mengetahui kemampuan siswa. Kami tinggal menggiring dan membimbingnya," katanya.

Menurutnya, ada ekskul yang wajib diikuti siswa, yaitu pramuka dan Bahasa Inggris. Sedangkan yang lainnya merupakan ekskul pilihan. Dia menyebutkan, masing-masing ekskul memiliki peminat yang cukup banyak. Rata-rata antara 60-75 siswa setiap kegiatan ekskulnya. (Pernah dimuat di Tribun Jateng)

























Post a Comment for "Profil SMA Kesatrian 1 Semarang"