Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Profil SMA Gita Bahari Semarang

Terapkan Pembelajaran Berwawasan Maritim

SMA Gita Bahari Semarang berdiri di bawah naungan Yayasan Bina Kemaritiman Indonesia (Yasbinmar). Sebagaimana sekolah menengah atas pada umumnya, SMA Gita Bahari memberikan kompetensi umum bagi siswa-siswinya. Namun, satu hal yang tak dimiliki oleh sekolah lain: SMA Gita Bahari membekali para siswa pengetahuan tentang kekayaan maritim Indonesia.

Kepala SMA Gita Bahari Semarang, Pardi mengatakan, hal itu dilakukan demi melahirkan generasi bangsa yang mencintai kekayaan maritim. Menurut dia, sebagaimana diketahui bersama, Indonesia merupakan negara maritim. Mayoritas luas wilayahnya adalah lautan.


"Wawasan ini untuk menumbuhkan sikap cinta maritim. Kami ingin anak-anak menjadi insan-insan yang peduli terhadap laut. Sebab, basis Indonesia adalah maritim," katanya saat ditemui Tribun Jateng di kantornya Jl Soekarno Hatta No 180 Semarang, Kamis (26/6).

Menurut dia, menyongsong implementasi kurikulum 2013, pembelajaran di SMA Gita Bahari didesain berbasis IT, lingkungan dan religi. Menurutnya, pihaknya berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang memungkinkan siswa mengembangkan potensinya. Melalui fasilitas pembelajaran yang lengkap serta tenaga guru yang profesional, pihaknya ingin mencetak siswa-siswi yang berprestasi, bertakwa, berbudaya dan berdisiplin tinggi.

Pembelajaran di kelas telah didukung dengan kelengkapan IT. Semua kelas dilengkapi dengan fasilitas LCD dan jaringan wifi.

Adapun, pengembangan lingkungan dilakukan senada dengan visi kemaritiman. Dia mengatakan, wawasan kemaritiman diberikan melalui pembelajaran formal. Menurut dia, ada mata pelajaran khusus untuk mengakomodasi hal itu. "Kami berikan pelajaran biologi kemaritiman. Di sekolah lain tidak ada," katanya.

Menurut dia, pembelajaran biologi kemaritiman lebih spesifik pada pengenalan biota laut. "Semua kelas memeroleh pelajaran kemaritiman. Kami sediakan alokasi satu jam khusus untuk pelajaran ini," ungkapnya.

Menurut Pardi, dalam memelajari aneka ragam biota laut, siswa tak hanya menguasai materi saja. Para siswa juga diajak observasi langsung untuk menyaksikan biota laut secara langsung. Satu di antaranya, para siswa diajak pergi ke Pulau Panjang Jepara. "Di sana, siswa melakukan pengamatan terhadap biota-biota laut, seperti kerang ubur-ubur dan sebagainya. Sambil belajar, mereka bisa rekreasi," katanya.

Pardi mengatakan, kegiatan observasi tersebut dilakukan secara rutin setahun sekali. "Tempat observasi selalu berganti. Paling tidak masih di laut Jawa," katanya.

Sementara itu, implementasi pembinaan keagamaan dilakukan melalui berbagai program di sekolah. Di antaranya, program Jumat beriman. Melalui kegiatan ini, secara bergantian para guru memberikan siraman rohani kepada siswa. Kegiatan tersebut berlangsung selama 25 menit sebelum pembelajaran dimulai.

"Kami juga ajak anak-anak agar disiplin waktu, disiplin berpakaian dan disiplin dalam belajar. Siswa yang masuk di sekolah ini, dari yang awalnya kurang baik kami harapkan menjadi baik," katanya.

Dari segi akademik, prestasi iswa SMA Gita Bahari mengalami peningkatan yang cukup pesat. Berdasarkan hasil Ujian Nasional tahun ini, peringkat sekolah naik tujuh level dari posisi 20 menjadi 13 untuk sekolah negeri maupun swasta di Kota Semarang. Sementara untuk kategori sekolah swasta, SMA Gita Bahari berada di posisi kelima.

Biasanya, pihak sekolah memberikan pembinaan ESQ kepada siswa menjelang pelaksanaan Unas. Tujuannya membekali para siswa agar saat menghadapi Unas siap secara mental dan spiritual.

Kembangkan Budaya Jawa di Sekolah

PADA pelaksanaan ujian praktik sekolah, suasana di SMA Gita Bahari Semarang tampak berbeda dari biasanya. Semua siswa yang mengikuti ujian mengenakan baju adat jawa. Kepala SMA Gita Bahari Semarang, Pardi mengatakan, budaya Jawa merupakan satu di antara muatan lokal yang dikembangkan di sekolahnya. "Ini kami terapkan sejak lama. Sesuai instruksi gubernur Jateng," katanya, Kamis (26/6).

Pihaknya juga mewajibkan siswa dan guru memparktikkan Bahasa Jawa setiap hari Kamis. Menurut dia, hal itu sebagai upaya untuk menguri-uri Bahasa Jawi yang mulai asing bagi generasi muda. "Paling tidak untuk membiasakan anak memakai Bahasa Jawa," katanya.

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Mustanginah menyampaikan, muatan lokal yang dikembangkan di sekolahnya lebih spesifik pada kompetensi pranatacara. Ada alokasi satu jam yang dikuhususkan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Dia menyebutkan, kompetensi tersebut diajarkan sejak 1996 lalu.

"Ternyata anak-anak cukup antusias. Mereka sangat menyukainya," kata Mustanginah.

Menurut Mustanginah, sebenarnya tujuan akhir penerapan muatan lokal pranatacara yang digarapnya itu agar siswa bisa menjadi MC menggunakan Bahasa Jawa. "Paling tidak bisa jadi MC di kampungnya," katanya.

Menurut dia, siswa dikenalkan teknik pranatacara sejak kelas X. Ada guru khusus yang mengampu, yaitu Nuri Kurniawati. Pihak sekolah juga menyediakan ruang berekspresi siswa melalui kegiatan bulan bahasa yang biasa digelar pada setiap Oktober. "Melalui kegiatan ini, para siswa pamer keahlian," katanya.

Adapun, pada akhir pembelajaran di sekolah, kemampuan siswa dalam Berbahasa Jawa diuji melalui ujian praktik sekolah. Pada ujian tersebut, siswa tak hanya mempraktikkan bagaimana menjadi seorang pranatacara yang baik. Mereka juga menggelar simulasi upacara pernikahan menggunakan cara adat Jawa.

Pardi menambahkan, impelemntasi pembelajaran Bahasa Jawa di sekolahnya berlangsung maksimal. Pasalnya, kata dia, sebagian besar guru di SMA Gita Bahari merupakan alumni Permadhani yang notabene pegiat Bahasa Jawa. "90 persen guru kami alumni Permadhani. Jadi praktik Basa Jawanya sudah baik," katanya.

Kepala SMA Gita Bahari Semarang, Pardi mengatakan, untuk tahun ini pihaknya menyediakan kuota sebanyak 128 untuk siswa baru. Dia mengatakan, kuota tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Tahun ini ada empat kelas. Kalau tahun lalu hanya tiga kelas," katanya, Kamis (26/6).

Menurutnya, bertambahnya kuota tersebut seiring dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap sekolah tersebut. Menurutnya, pihak sekolah akan memprioritaskan calon siswa yang berada di lingkungan sekolah.
Dia mengatakan, meskipun sekolah swasta, jadwal penerimaan siswa baru SMA Gita Bahari mengikuti jadwal Penerimaan Peserta Didik (PPD) 2014 sekolah negeri. "Kalau kuota yang kami sediakan sudah terpenuhi, pendaftaran akan kami tutup," katanya.

Wakil kepala sekolah bidang humas, Ana Suci Aris Yuliatin menyampaikan, untuk menyukseskan penerimaan siswa baru, pihaknya telah melakukan banyak hal. Di antaranya, menerbitkan brosur dan memasang spanduk di berbagai titik. Bahkan, pihaknya juga menerbitkan jadwal imsakiyah lantaran sebentar lagi bulan puasa.

Menurut dia, penerimaan siswa baru di sekolahnya ada dua jalur, yaitu jalur prestasi dan jalur reguler. Dia menyebutkan, siswa bisa langsung diterima melalui jalur prestasi. "Misalnya ada anak yang punya prestasi di bidang tertentu, juara renang tingkat kabupaten misalnya. Dia cukup melampirkan bukti sertifikat," kata Ana.

Adapun, untuk jalur reguler akan diseleksi berdasarkan nilai Ujian Nasional (Unas), rapor dan mengikuti wawancara. Menurut dia, bagi calon siswa yang menyertakan kartu identitas miskin (KIM) akan memeroleh bantuan beasiswa dari pihak yayasan. Begitu juga bagi siswa yang berprestasi.

Menurut Ana, bagi siswa lulusan SMP yang ingin mendaftar cukup datang ke kantor SMA Gita Bahari di Jl Soekarno Hatta No 180. Calon siswa datang sendiri membawa persyaratan: Ijazah SMP/ MTs, SKHUN SMP/ MTs, Akte kelahiran, KIM, KK dan menyerahkan foto. (Pernah dimuat di Tribun Jateng)



























Post a Comment for "Profil SMA Gita Bahari Semarang"