Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Generasi Apolitis

“Bangsa Indonesia Tersandera”. Begitu bunyi sebuah judul berita di sebuah surat kabar Nasional. Ya, Indonesia saat ini tengah tersandera. Bukan oleh bangsa lain, tetapi oleh orang kita sendiri. Yang menjadi ironi, orang-orang itu adalah orang-orang yang kita pilih sendiri!
Demokrasi yang telah diamalkan di Indonesia, memberi kesempatan kepada rakyat untuk memilih sendiri siapa yang menjadi pemimpinnya. Idealnya, orang terpilih itu mampu menjadi ”ikhtiar” rakyat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik. Tapi apa yang didapatkan sekarang? Penyandang amanat rakyat itu tak sungguh-sungguh mewujudkan substansi demokrasi.
Mereka terjebak dalam politik pencitraan. Mencuri perhatian rakyat dengan angan-angan menggiurkan. Mengumbar sesuatu yang hanya tampak dari luar.
Keadaan yang karut seperti itu meniscayakan rakyat tak lagi percaya pada pemerintah. Lebih parah, rakyat tak lagi merasa punya negara!
Kenapa tidak? Rakyat harus berjuang sendiri untuk  bisa bertahan hidup. Negaratak b isa menjamin kesejahteraan mereka. Aspirasi-aspirasi rakyat yang mustinya diwujudkan, hanya menjadi perdebatan di kandang elite politik belaka. Maka yang terjadi di negeri ini adalah disparitas. Rakyat semakin jauh jaraknya dengan pemerintah. Hanya pemilik kekuatan ekonomi politik yang dilindungi.
Mengaca pada cermin yang buram itu, mahasiswa hendaknya tergerak hatinya untuk melakukan aksi. Aksi yang membuahkan perubahan, bukan aksi pencitraan. Aksi yang benar-benar berasal dari hati, bukan aksi untuk kepentingan sendiri.
Mahasiswa dengan segala kapasitas dan kuantitasnya, memiliki potensi besar. Perlu banyak bekerja dan memperkuat integritas, keberanian, dan kecerdasan. Lalu bersama-sama mengingatkan dan mendorong DPR, elite-elite politik, serta partai politik untuk konsisten menjaga amanat rakyat. Mereka seharusnya bekerja untuk rakyat bukan semaunya sendiri.
Sebagai mahasiswa, menjadi generasi apolitis adalah pilihan yang lahir dari hati. Namun jika upaya tersebut tak berbuah, mahasiswa perlu bertindak sebaliknya. Lakukan kerja-kerja politik dan rebut kepemimpinan!


M Abdul Arif, mahasiswa Tadris Matematika IAIN Walisongo Semarang
   

Post a Comment for "Menjadi Generasi Apolitis"