Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pantang Bahas SARA Lebih Baik Angkat Isu Universal

(Seputar Indonesia 24 Nov 2011)
Semarang Cartoon Club (SECAC) merupakan wadah untuk para kartunis maupun penikmat kartun bertemu. Beragam isu-isu universal dibicarakan dan dituangkan dalam karya kartun.

Seorang pria paruh baya terlihat asyik mencorat-coret di atas kertas dengan menggunakan spidol.Adalah Slamet Widodo yang sedang membuat kartun tentang seseorang berpakaian camping yang sedang melambaikan tangan.”Karikatur ini bentuk sapaan sebagai tanda perkenalan saja atau tidak ada pesan khusus,”ujarnya kemarin. Slamet yang telah 20 tahun berkecimpung di dunia kartun ini memang selalu membawa pesan-pesan khusus dalam menciptakan karya.

Berbagai isu sosial diangkat menjadi bentuk visual untuk meningkatkan kesadaran masyarakat maupun pemangku kebijakan. Sebagai contoh,kegigihan tim sepak bola U-23 bertanding di ajang SEA Games XXVI bertajuk ‘Euforia U-23’. Kartun yang belum dipublikasikan tersebut menggambarkan olahraga dapat menyatukan semua golongan dan sejenak melupakan intrik politik negeri ini.”Isu universal bisa diangkat kecuali SARA. Pantang bagi kartunis mengangkat isu tersebut,”katanya.

Bagi Slamet dan kartunis lainnya,kartun bertugas mengkritik pemerintah.Isu-isu korupsi yang marak terjadi tak luput dari sentilan.Karya Agus Radik menyindir koruptor bebal dengan kartun tikus berlatar belakang hitam.”Karya ini malah mendapat apresiasi di luar negeri.Tentu saja sangat menggembirakan,”ujarnya. Slamet memiliki pengalaman membanggakan di waktu kecil.

Pada tahun 1989 karyanya pernah muncul di Yomiuri Shinbun dan memperoleh penghargaan khusus.Ide sederhana muncul dengan menggabungkan sedikit imajinasinya. ”Ada seorang penjahat bersembunyi di pohon dan seekor burung kakaktua sedang mengintip.Namun, burung itu ditodong oleh polisi yang mengisyaratkan untuk diam,”paparnya. Slamet sempat mengalami euforia sesudah ditetapkan sebagai penghargaan itu.

Lucunya,Slamet sempat membawa trofi untuk ‘dikeloni’.”Kalau ingat kejadian itu,selalu tertawa,” ucapnya. Kemunculan ide untuk membuat kartun memang berasal dari mana- mana. Salah satu anggota SESAC, Abdul Arif,mengaku mendapat ide dari media massa. Banjir yang melanda Kota Semarang pekan lalu menginspirasinya membuat kartun berjudul ‘Banjir’.

Seorang anak berseragam yang harus naik ban menuju sekolah. ”Banjir di Kota Semarang sudah menjadi tradisi.Kenapa masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan tuntas?” katanya. HENDRATI HAPSARI Semarang

Post a Comment for "Pantang Bahas SARA Lebih Baik Angkat Isu Universal"