Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lawan Teror dan Korupsi dengan Senyuman

Kompetisi Web Kompas MuDA & Pertamina. Kawan MuDa masih ada dua hari lagi untuk mengikuti Kompetisi Web Kompas MuDA & Pertamina. Ayo tetep nyari informasi di blog Corart-Coret.
Kompetisi
Web
Kompas
 MuDA
Pertamina
(SUARA MERDEKA – Senin, 03 Oktober 2011)
”BANYAK pejabat masuk penjara,” ujar seorang pria pada istrinya. Tak jauh dari mereka berdiri, sang anak yang mendengar ucapan ayahnya bercelutuk, ”Berarti, beda penjahat dan pejabat itu tipis ya?”

Dialog satire itu terungkap pada kartun milik Slamet Widodo yang dilukis di atas kertas sepanjang 200 meter lebih. Memang tak hanya Slamet yang melukis di atas kertas tersebut. Ada lebih dari 30 kartunis yang sebagian besar tergabung dalam Semarang Cartoon Club (Secac) beraksi pada acara yang dilangsungkan Minggu (2/10) pagi bertepatan dengan pelaksanaan Car Free Day di Jalan Pemuda.

Abdullah Ibnu Thalhah termasuk yang berpartisipasi. Dia melukis sepasang lelaki dan perempuan yang sedang duduk bersanding. Sepintas tak ada yang aneh dengan kartun yang dilukisnya bolak balik.

Tapi setelah dicermati, ternyata sang lelaki mengenakan topeng dengan bom terikat di perut. Sosok itu mengingatkan pada pelaku bom bunuh diri yang beberapa kali terjadi di negeri ini. Lantas siapa perempuan di sebelahnya?

Ternyata sosok perempuan di sebelahnya adalah personifikasi dari tokoh hantu sundel bolong. Thalhah menggambarkannya lengkap dengan lubang di bagian perut dan bibir yang tersenyum, persis seperti yang dibicarakan banyak orang mengenai hantu tersebut. Ya, kartunis yang telah mengikuti berbagai pameran seni rupa itu mengaitkan sebutan ”pengantin” bagi pelaku bom bunuh diri dengan pengantin dalam bahasa keseharian yang berarti sepasang lelaki dan perempuan. Dan baginya, pengantin berarti pelaku bom yang berpasangan dengan sundel bolong. Ah, ada-ada saja.

Ada juga kartun tentang SBY yang asyik menyanyi, meski rakyatnya terus berteriak agar korupsi diberantas.

Tak hanya anggota Secac, beberapa kartunis yang datang dari kota sekitar Semarang juga terlihat ikut melukis di tempat itu. Bahkan, beberapa kartunis Jakarta yang kebetulan datang juga meninggalkan jejak di kertas memanjang tersebut.

Thalhah mengatakan, kegiatan itu merupakan respon atas kondisi negeri yang tak kunjung membaik. Menurutnya dua hal yang merusak negara ini adalah terorisme dan korupsi. ”Karena kami kartunis, maka kami menyuarakan aspirasi kami untuk mendukung pemberantasan terorisme dan korupsi lewat karya. Senjata kami adalah kuas dan cat, sedangkan pelor kami adalah kartun ini,” tandasnya. (Adhitia Armitrianto-39)

Blog ini sedang diikutsertakan dalam Kompetisi Web Kompas MuDA & Pertamina

Post a Comment for "Lawan Teror dan Korupsi dengan Senyuman"