Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bebas Berekspresi

(Suara Merdeka, 01 November 2011)




Selembar kertas A3 menghampar di lantai. Sketsa wajah Pak SBY tergambar besar di sana. Presiden RI ke-6 memakai setelan jas biru muda lengkap layaknya ”kostum” presiden, tapi membawa seperangkat alat pikul.
Si empunya gambar, Sylvia Ratnasari Dewi, membiarkan karikaturnya tersebut. Tangannya sibuk mengaduk cat air di palet. Wajahnya serius banget. Tapi, ia nampak cukup menikmati kegiatannya itu. Gadis 20 tahun itu siap menggambar latar belakang untuk sang presiden.


Selain pensil dan cat warna, Sylvia juga membawa seperangkat cat poster, beberapa penghapus, dan perkakas melukis lain, yang semuanya berceceran di sekitar mahasiswi Jurusan Seni Rupa Unnes tersebut.
Hm, semrawut? Nggak kok. Memang begitulah cara Sylvia menggambar. Ia sengaja mencecerkan peralatan gambarnya itu, biar suasananya kayak di rumah.


”Di rumah atau kos, aku biasa nggambar dengan cara kayak gini. Nah, aku pengin membawa suasana rumah ke gedung ini. Biar lebih bisa mencurahkan ide, bebas, en nggak terasa kalau sebenarnya aku lagi ikutan lomba,” kata Sylvia polos.
Beruntunglah panitia nggak terlalu mempersoalkan tentang cara menggambar. Menurut Pak Slamet Widodo, Ketua Secac sekaligus panitia pelaksana workshop, semua peserta memang dibebaskan, bakal berekspresi apa saja, dengan cara mereka sendiri.


”Seperti tema yang diusung 'My World', artinya semua orang bebas menghadirkan dunianya. Lagi pula, workshop ini memang di-setting bebas kok. Jadi, tiap peserta bebas mau duduk di kursi pakai meja, ndeprok, atau bawa meja sendiri,” papar Pak Slamet.
Nggak sia-sia Sylvia ”membawa” suasana rumahnya ke tempat lomba. Meski nggak dapat juara, ia tetap puas.”Paling nggak aku berhasil mencurahkan ideku. Bagiku itu cukup,” tuturnya.(62)


Galih P Laksana


Blog ini sedang diikutsertakan dalam Kompetisi Web Kompas MuDA & Pertamina

Post a Comment for "Bebas Berekspresi"