Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kitalah Saksi Itu

(Suara Merdeka, Minggu 12 Juni 2011)

Kawan muda, hidup serupa perjalanan amat panjang yang melelahkan. Banyak pertunjukan yang dapat ditonton  sepanjang jalan itu. Namun  terkadang kita bosan dengan tontonan itu. Bahkan pada tontonan yang kita lakukan sendiri. Nilai-nilai kesalehan yang musti kita junjung tinggi terkalahkan dengan kesalahan berulang-ulang.
Setidaknya itu tampak pada figur pemimpin kita. Mereka yang seharusnya menjadi panutan bagi kaum muda telah memberikan contoh yang tidak baik. Tindakan korupsi misalnya selalu dilihatkan kepada kita. Itu terjadi berulang-ulang yang ditayangkan di berbagai media. Sehingga tak kita sadari telah menjadi asupan sehari-hari.
Kita rindu sekali dengan uswatun khasanah (contoh yang baik) dari para pemimpin kita. Namun apa yang bisa kita lakukan jika hal itu tak bisa kita temu di negeri pancasila ini?
Janganlah takut. Hari esok adalah milik kita. Ya, suatu saat kitalah pemegang estafet kepemimpinan di negeri ini. Dan itulah saatnya kita tunjukkan nilai kesalehan yang sebenarnya. Para pemimpin hari ini akan menyaksikan bagaimana kelak kita akan memimpin mereka. Mereka akan mampu membedakan kesalehan dan kesalahan.
Kita pun melakukan kesalahan. Seringkali kita menyakiki orang lain, tidak berbakti pada orang tua, tidak hormat pada guru, dan lain sebagainya. Nabi Muhammad pernah mengatakan, kita harus takwa di manapun dan kapanpun dan mengganti kesalahan dengan kesalehan.
Namun untuk mewujudkan kesalehan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Butuh kerja keras dan persiapan yang memakan waktu lama. Dan baiknya, persiapan itu bisa kita mulai sekarang. Ya sekarang, jangan besok dan jangan ditunda-tunda. Saatnya bangkit dari keterpurukan. Teguhkan niat, singsingkan lengan baju dan songsong masa depan penuh harapan. Harapan-harapan yang barangkali menjadi mimpi oleh orang-orang yang rindu kesalehan di negeri ini.
Langkah awal yang perlu kita siapkan adalah menumbuhkan kejujuran. Itu bisa kita awali dari diri kita sendiri. Kita tahu, negeri ini merindukan kejujuran. Sebab kejujuran menjadikan sesuatu yang buram menjadi jelas. Dengan jujur akan terwujud kehidupan makmur. Tak ada yang korup, tak ada yang berdusta, dan tak ada kesalahan-kesalahan lagi.
Kawan muda di manapun berada, setiap laku kita disaksikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Tahu. Bahkan yang kita rahasiakan pun Ia tahu. Namun, kelak bukanlah Tuhan yang akan menjadi saksi kita, tetapi tangan dan kaki kitalah yang akan  membongkar kesalehan dan kesalahan yang pernah kita lakukan. Ya, kita sendiri yang akan menjadi saksi untuk diri kita sendiri.

Post a Comment for "Kitalah Saksi Itu"