Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gubug

di balik pintu jerami
trgantung dengan rapi
sebuah nama
dalam ukiran jati

itu bukan nama,
maksudku adalah kau
yang masih mengalir di nadiku
dan memaksa tuk tetap ada

gubug yang ditinggal
seseorang yang dicinta
hingga masih utuh namanya
terpajang pada dinding jerami

iapun merindukan
kelak nama itu akan datang
untuk kembali menghuni
atau sekadar ambil namanya

maka setiap hari
ia tilawahkan nama itu
bersama getaran dinding jerami
yang setia mengamini doanya

wahai nama...
jika kau lupa
bahwa gubug itu menyimpan namamu
maka ambil, biar tak ada jejak tentangmu

wahai nama...
jika kau ingat
kembalilah ke gubug itu

wahai nama...
gubug itu,
maksudku, aku.

Ngaliyan, 12 April 2010

Post a Comment for "Gubug"